Senin, 28 November 2011

INVITA 2011




 Pada hari pertama saya dan teman satu angkatan menaiki bis untuk melakukan perjalanan ke Jogja, kita berangkat pada jam 3 sore dari Jakarta. Perjalanan ini memakan waktu sekita 18 jam. Sehingga ada peristirahtan untuk makan dan saat di jogja kita tidak langsung ke hotal dulu melainkan kita bersih-bersih di sebuah restaurant dan melanjutkan kegiatan 
  Pada hari ke-2 kami mengenakan baju angkatan. di perjalanan yang pertama kami menuju perjalanan untuk melakukan Lava Tour. Disana kita dapat melihat gunung merapi, rumah mbah Marijan, mobil dan motor yang terkena wedus gembel. Tetapi saat sampai disana kita tidak bisa ke rumah mbah Marijan menggunakan mobil tetapi disana disiapkan ojek untuk para wisatawan, perjalan menaiki ojek memakan perjalanan sebanyak 1km dengan harga 20.000. Setelah Lava Tour kami melanjutkan kegiatan ke Keraton disana kita bisa melihat barang barang sultan dan untuk melakukan memfoto diharuskan membayar sebanyak 1.000. disana juga terdapat pertunjukan Karawitan. Setelah dari situ kami melakukan perjalanan ke Batik Jonggrang, disana kami dapat melihat cara pembuatan batik asli Indonesia, harganyapun cukup mahal. Selesai dari sana kami pun terus melakukan perjalanan ke HS Silver disana kami melihat cara pembuatan perak, disana terdapat perak berbentuk macam macam seperti Kapal, Candi Borobudur, Burung dan lain lain. Harganya pun cukup mahal. selanjutnya kami diberikan waktu selama 1,5 jam untuk beristirahat, mandi, dan siap-siap untuk melakukan perjalanan untuk menonton Tari Ramayana namun sebelumnya kami makan malam dulu. Saat sampai di Tari Ramayana kami sempat menonton, namun karena ada hujan lebat jadinya kami tidak melanjutkan untuk menonton, setelah itu kami langsung ke Hotel Quality dan istirahat sampai besok padi, karena besok kegiatannya sangat full.



 Hari ke-3 di Yogya sudah tiba ,di hari ke-2 kami, pada awalnya kami mengunjungi tempat baju asli di Yogya yaitu Dagadu setelah kami membeli barang-barang yang diinginkan kami melanjutkan untuk makan siang dan shalat zhuhur, karena perjalanan selanjutnya akan memakan waktu yang banyak sehingga kita butuh mengisi energi, dan setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Gunung Kidul. Disana kami menghabiskan waktu sampai sore. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan untuk makan malam dan setelah itu kami langsung ke hotel karena besok akan menuju perjalanan pulang dan akan ada banyak aktivitas.





Hari ke-4 pun tiba, kamu langsung bag packing untuk menyimpan tas di Bis, karena setelah kegiatan kami langsung pulang, pada awalnya kegiatan  yang dilakukan adalah kita mengunjungi Bakpia Java di sini kita bisa membeli buah tangan yang berbau makanan. Setelah melakukan perjalanan dari sini kami melanjutkan ke SMA TARUNA NUSANTARA di sana banyak sekali orang yang sudah disiplin, dari sini mereka bisa menyalurkan bakat mereka ke TNI, rata-rata orang yang masuk ke sini menginginkan dirinya masuk TNI. Sebelumnya juga kami dipandu oleh beberapa orang yang bersekolah di sini yang juga alumni dari Labschool. Perjalanan selanjutnya kami pergi ke Candi Borobudur, disana kami bisa berfoto-doto pada ukiran yang ada, sebenarnya pada ukiran-ukiran yang ada mempunyai makna tersendiri, selesai dari situ kami melanjutkan untuk pulang ke Jakarta. Kami berangkat kesana dari jam 17.00 dan, kami semua melakukan peristirahatan di Bis selama perjalanan.





Senin, 17 Oktober 2011

Kenapa Kita Tak Bangga Dengan Bahasa Indonesia? Kenapa Kita Tak Bangga dengan Bahasa Indonesia?

Kenapa Kita Tak Bangga dengan Bahasa Indonesia?
Bahasa menunjukkan bangsa. Setiap bangsa pasti memiliki bahasanya sendiri, dan merasa bangga dengan bahasa mereka. Bahkan mereka berusaha keras untuk memperkenalkan bahasa bangsanya ke forum-forum international. Meskipun mereka  tahu bahwa bahasa Inggris telah menjadi bahasa Internasional yang banyak dipakai oleh masyarakat dunia dalam berkomunikasi. Kebanggaan itu akan terlihat ketika mereka bernarsis diri dalam blog mereka seperti para peserta didik saya yang sangat bangga dengan sekolahnya. Lihatlah wajah-wajah mereka dalam foto di atas!
Saya tertegun sesaat, ketika salah satu sahabat saya bercerita tentang kunjungannya ke beberapa negara di Eropa. Orang Perancis sangat bangga dengan bahasa nasionalnya. Setiap turis asing yang melancong ke negerinya akan diarahkan untuk mengenal, dan mengerti bahasa Perancis. Begitupun dengan orang Jerman, dan Swiss. Berbeda sekali dengan negeri yang kita cintai ini. Kita justru lebih suka berbahasa Inggris daripada bahasa sendiri. Para turis asing yang berwisata ke negeri ini tidak kita arahkan untuk mengenal, dan mengerti bahasa Indonesia. Jarang sekali saya temui, ada turis asing dari manca negara yang langsung diajarkan bahasa Indonesia oleh guide atau pemandu wisata di negeri ini. Misalnya dengan kata-kata, “Hai apa kabar?” atau “Selamat datang di negeri impian dan negeri surgawi Indonesia”.
Hal yang lebih menyakitkan lagi, para guru  di sekolah RSBI diminta menyampaikan materi pelajarannya dalam dua bahasa (Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia), dan kalau bisa bahasa Inggrisnya lebih ditonjolkan ketimbang bahasa Indonesia, karena sekolah sudah diharuskan untuk bertaraf internasional dengan menguasai bahasa Inggris. Padahal tidak seperti itu seharusnya penerapan bilingual dalam pembelajaran di sekolah.
Bahasa hanya sebagai sarana saja menyampaikan pesan. Jadi, bila seorang guru ingin pesannya sampai kepada para peserta didik, gunakanlah bahasa Indonesia dalam menyampaikan materinya, dan bukan memakai bahasa Inggris yang terlihat keren didengar, tetapi tidak dipahami pesannya oleh peserta didiknya. Oleh karenanya, penerapan dua bahasa (bilingual) di sekolah-sekolah kita, terutama sekolah RSBI/SBI harus dievaluasi segera agar supaya generasi penerus bangsa ini bangga dengan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia harus terus dipakai dalam dunia pendidikan kita. Posisinya tak boleh tergantikan dengan bahasa internasional. Bahasa Indonesia harus terus berkembang, dan dikembangkan oleh para guru di sekolah agar kesusastraan terus bermetamorforsis mencapai keindahannya. Bahasa Indonesia harus menjadi bahasa resmi di negeri sendiri dalam hal berkomunikasi. Dia harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
Sebagai sarana komunikasi, bahasa juga mampu membangun keterampilan berkomunikasi, keterampilan menyampaikan pendapat, gagasan, dan pandangan dalam menyikapi suatu persoalan yang dihadapi dalam kehidupan pada era global ini. Keterampilan seperti itu tentu sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan zaman.Tak Terkecuali, para blogger yang telah memiliki blog sendiri di internet, dan mengelolanya secara mandiri.
Kenapa kita tak bangga dengan bahasa Indonesia?
Dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini, blog berhasil merebut perhatian masyarakat dan menjadi trend yang sangat digemari, terutama di kalangan pengguna internet. Atas dasar itu, banyak lembaga menyelenggarakan lomba blog dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada pembuat blog yang bernilai unggul, baik dari sisi artistik, informatika, maupun kemanfaatan isi yang termuat di dalam blog tersebut.
Lomba itu diadakan untuk membiasakan diri para blogger agar mampu menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan begitu seorang blogger akan memiliki peran tersendiri dalam mempublikasikan khasanah ilmu, dan kesusastraan Indonesia di ranah maya.
Para pengelola blog atau blogger seharusnya bangga dengan bahasa kita. Kebanggaannya itu harus dipublikasikannya dalam bentuk tulisan atau postingan di blog yang senantiasa mencerminkan kebanggaan dan kecintaan kepada bahasanya sendiri. Berusaha untuk menyuguhkan informasi yang dapat dipahami dan dimengerti dengan bahasa Indonesia yang mudah dicerna oleh siapa saja para pengguna inernet (netter) yang membaca blognya itu.
Kenapa kita tak bangga dengan bahasa Indonesia? Jawabnya, karena kita tidak membiasakan diri menulis dan membaca dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, peran guru TIK sangat penting agar mampu mengarahkan para peserta didiknya untuk mampu menulis dalam blog mereka dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sebagai seorang pengajar mata pelajaran TIK di SMP, hal  di atas itulah yang saya lakukan. Saya pun mengumpulkan alamat link blog peserta didik dalam sebuah blog di http://materi-tik-smp.blogspot.com/. Dengan begitu, saya bisa memantau tulisan-tulisan mereka, dan mengambil tulisan terbaik untuk diterbitkan dalam majalah sekolah yang bernama GEMA SMP Labschool Jakarta. Mari bangga berbahasa Indonesia.
Artikel ini juga saya publikasikan di sini.
Salam Blogger Persahabatan

link sumber : http://www.wijayalabs.com/